"Kami menolak seluruhnya dan sepenuhnya rencana tidak sah ini. Tanggapan kami, jika Pemerintah Israel melanjutkan rencananya ini, semua kesepakatan yang ditandatangani dengan pemerintah pendudukan dan setiap kewajiban di dalamnya akan mati," ujarnya lagi.
Hal itu dikatakan Abbas ketika berbicara pada Sidang ke-74 Majelis Umum PBB. Selain itu, Abbas mendesak masyarakat internasional agar memikul tanggung jawab mereka guna mengakhiri kecongkakan dan agresi Israel.
Masih menurut Abbas pada pidatonya, bahwa satu pekan sebelum pemilihan umum baru-baru ini di Israel, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan congkak mengumumkan bahwa kalau ia menang dalam pemilihan umum, ia akan mencaplok dan menerapkan kedaulatan Israel atas Lembah Jordan, Laut Mati di utara, dan permukiman pendudukan Israel kendati ada kenyataan bahwa semua daerah ini adalah wilayah Palestina, yang diduduki.
Abbas juga berharap sekembalinya dari sidang majelis umum dapat segera mengumumkan berakhirnya pendudukan Israel.
"Tapi, sayangnya, saya berdiri di hadapan Anda semua dengan memikul penderitaan dan rasa sakit yang telah dipikul sangat lama oleh rakyat saya, yang, meskipun semua yang telah mereka derita berupa ketidakadilan, penindasan dan pendudukan. Kami masih berpegang pada harapan untuk mewujudkan kemerdekaan dan kebebasan mereka, serta negara lain di dunia," ujar Abbas.
Abbas juga mengkritik Amerika Serikat karena memihak pendudukan Israel dan menolak hak rakyat Palestina. Ia menegaskan, takkan menerima keputusan apa pun dari proses mediasi oleh Amerika yang selalu menimbulkan kebijakan yang bias. Abbas menambahkan untuk diselenggarakannya konferensi perdamaian internasional tanpa perlu mengikutsertakan AS sebagai mediator tunggal dalam proses perdamaian Timur Tengah.•••