Dengan kata lain, mengeluarkan harta di jalan Allah Swt semata-mata berharap ridho-Nya sebagai bukti kejujuran dan kebenaran iman seseorang.
Sedekah memiliki arti yang lebih luas sehingga tidak hanya pemberian berupa harta benda (materi) saja atau kekayaan, tetapi juga bisa berupa tindakan lain yang bisa memberikan manfaat kepada orang lain, seperti menolong orang, mengajarkan ilmu, bergaul dengan istri, tersenyum kepada orang lain, dan sebagainya.
Sedekah merupakan bagian dari upaya tadzkiyyatun nafs, membersihkan pribadi, baik lahir maupun batin. Jika hati bersih, rahmat Allah Swt akan mudah menghampiri. Sebab, Allah itu suci dan hanya berdekatan dengan yang serba suci.
Dalam Islam, bersedekah atau memberikan sesuatu untuk membantu orang lain baik berupa materi maupun non materi sangat penting dan merupakan suatu indikator yang menandai ketulusan iman seseorang kepada Allah Swt. Sedekah yang dilakukan dengan keikhlasan dan ketulusan hati akan mendapatkan manfaat yang sangat besar, baik di dunia maupun di akhirat. Sebagaimana hadis-hadis yang banyak di dengar oleh Sayyidina Ali tentang hakikat shodaqoh di antaranya adalah sabda Nabi berikut ini:
الصَّدَقَةُ إِذَا خَرَجَتْ مِنْ يَدِ صَاحِبِهَا تَقَعُ فِى يَدِ اللهِ قَبْلَ أَنْ تَدْخُلَ فِي يَدِ السَّائِلِ فَتَتَكَلَّمُ بِخَمْسِ كَلِمَاتٍ أَوَّلـُهَا تَقُوْلُ كُنْتُ صَغِيْرًا فَكَبَّرْتَنِى وَكُنْتُ قَلِيلاً فَكَثَّرْتَنِى وَكُنْتُ عَدُوًّا فَأَحْبَبْتَنِى وَكُنْتُ فَانِيًا فَأَبْقَيْتَنِى وَكُنْتُ حَارِسِى فَالْآنَ صِرْتُ حَارِسُكَ.
“Sedekah jika telah dikeluarkan dari tangan pemiliknya lebih dahulu di (tangan) Allah, sebelum sampai ke tangan orang yang menerima sedekah. Sedekah itu lalu mengucap 5 kalimat: Aku kecil kau besarkan, aku sedikit kau perbanyak, aku musuh kau cintai, aku fana kau kekalkan, kau penjagaku kini aku menjagamu.”
Sedekah Merupakan Salah Satu Ibadah yang Utama
Di dalam al-Qur’an, sedekah disebutkan sebagai salah satu ibadah yang utama. Bahkan dalam kitab suci tersebut kalimat perintah Allah untuk bersedekah menggunakan huruf waw ‘athaf, yang biasa digunakan sebagai kata-kata atau ucapan sumpah. Misalnya, والله (Wallahi), demi Allah. Dengan demikian, sedekah merupakan perintah yang sangat mengikat dan sangat penting.
Begitu pentingnya sedekah, sehingga di dalam al-Qur’an terdapat banyak perintah mengenai amalan utama tersebut. Misalnya Firman Allah dalam surah Al-Baqoroh: 245, “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya lah kamu dikembalikan.”
Konsep sedekah sesungguhnya tidak semata-mata berkaitan dengan pemberian harta kekayaan atau materi. Sebab, sebagaimana sabda Rasulullah Saw: “Setiap amal yang baik adalah sedekah.”Maka, sedekah sesungguhnya identik dengan amal kebaikan. Bahkan Rasulullah Saw juga bersabda: “Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah.”
Mengapa Sedekah Sangat Dianjurkan?
Anjuran bersedekah pada dasarnya merupakan ibadah. Di samping itu sedekah juga memiliki keistimewaan yang tidak terhitung, baik keistimewaan yang diberikan oleh Allah Swt secara langsung maupun tidak langsung. Keistimewaan tersebut bukan hanya dirasakan orang yang bersedekah, bahkan keluarganya maupun orang lain juga merasakan keistimewaan sedekah tersebut secara tidak langsung. Kadang-kadang kita tidak menyadari ketika dibebaskan dari bencana atau cobaan, disembuhkan dari sakit, ditenangkan hidupnya, sering kali tumbuh karena banyak mengeluarkan sedekah. Dan seringkali kita juga tidak menyadari ketika ditimpa bencana, banyak masalah yang kita hadapi, kadang-kadang disebabkan karena kurangnya bersedekah atau memperhatikan nasib orang lain yang lebih rendah ekonominya.
Barangkali karena sifat alamiah manusia yang memang sangat sulit berbagi, apalagi menjadi orang yang loman (dermawan). Mengapa demikian? Karena sebagian orang berfikir bahwa, dengan memberi, harta yang dimilikinya akan berkurang. Atau, barangkali mereka berfikir, jangankan untuk orang lain, untuk diri sendiri saja masih kurang.
Itulah sebabnya banyak orang berfikir, sebaiknya menunggu kaya raya atau sampai harta cukup dulu, baru kemudian bersedekah. Padahal dalam prakteknya, harta yang dikumpulkan itu malah tidak pernah cukup, selalu saja kurang, sehingga keinginan untuk bersedekah pun tertunda.
Dalam masyarakat, banyak kita jumpai orang yang hidupnya telah mapan, bahkan kaya raya, tapi tetap saja kikir dan bakhil. Bahkan semakin kaya semakin bakhil, sehingga semakin hari semakin merasa kurang saja. Karena merasa selalu kekurangan, ia pun enggan bersedekah. Padahal, menurut al-Qur’an, kalau kita ingin dicukupi rezeki oleh Allah Swt, haruslah bersedia berbagi. Sebagaimana Firman Allah berikut ini:
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. At-Taubah: 103).••